Manfaat Laut Terhadap Kehidupan Didarat
Manfaat Laut Terhadap Kehidupan Didarat. Sejak Dahulu laut merupakan sumber daya alam yang penting bagi manusia. Penangkapan ikan atau perikanan laut, ialah bentuk paling tradisional dari usaha untuk memanfaatkan laut sebagai sumber daya, bagi kehidupan manusia di darat. FAO menyajikan perkiraan bahwa ikan menyediakan sekitar 20% kebutuhan protein bagi 50% penduduk dunia. Permintaan atau kebutuhan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Permintaan atau demand yang mendesak telah memaksa pengambilan ikan dari laut secara berlebihan, melebihi kemampuan alami ikan untuk memulihkan populasi.
Laut mengandung sumber mineral yang penting bagi manusia sebanyak 73 jenis dari 93 mineral alam yang ada di laut sudah diketahui pada konsentrasi yang bisa diukur. Natrium chlorida, magnesium dan bromine ialah tiga komponen mineral yang umum diekstraksi dari laut. Laut mengandung iodium (iodine) dan merupakan komponen esensial bagi kehidupan manusia. Iodium, tersedia atau terakumulasi pada tumbuhan rumput laut (seaweed), selanjutnya secara mudah bisa diekstraksi oleh manusia. Kebutuhan kita akan iodium juga bisa didapat dari garam alami laut.
Nodule Mangan ialah sumber mineral mangan, cobalt dan elemen lain dari laut yang hampir tidak pernah habis. Mas, mutiara dan logam berat lainnya terkonsentrasi di wilayah neritik melalui bantuan gelombang pantai. Besi sulfida terkumpul pada wilayah antara paparan benua dan dasar laut yang lebih dalam. Bijih dan pasir besi terkumpul pada wilayah dekat pantai (neritik). Penambangan pasir besi sudah sangat terbiasa kita lihat, dilakukan oleh berbagai perusahaan swasta maupun pemerintah. Di bawah dasar laut, terdapat deposit minyak dan gas yang persediaannya dipercaya lebih banyak daripada yang tersedia di darat. Sebagian besar minyak dan gas alam cair yang kita gunakan sehari-hari berasal dari pengeboran lepas pantai Laut ialah satu satunya tempat pada planet bumi untuk mencari hampir semua kebutuhan manusia.
Beberapa tempat di dunia, ialah wilayah dengan air tawar yang sangat terbatas. Keterbatasan air tawar, sementara terdapat sumber bahan bakar yang cukup murah, manusia melakukan proses desalinasi air laut menjadi air tawar, untuk memenuhi kebutuhan akan air bagi tubuh manusia – lebih dari 70% tubuh kita ialah air. Proses desalinasi bertingkat ialah satu diantara berbagai cara yang dipilih untuk mendapat persediaan air tawar, dari air laut dialirkan ke dalam kondenser, pada tekanan rendah dan suhu 60 °C. Selanjutnya, air dialirkan ke dalam kondeser kedua pada suhu 71 °C, dilanjutkan dengan desalinasi ketiga pada suhu 82 °C. Uap air yang dihasilkan dialirkan pada pipa tersendiri dan suhunya diturunkan uap air segera menjadi air tawar. Desalinasi juga bisa dilakukan pada suhu rendah, seperti kita ketahui dalam bentuk bongkahan es di kutub, selalu tawar.
Proses desalinasi untuk mendapatkan sumber air tawar sudah dilakukan oleh lebih dari 100 negara di dunia. Saudi Arabia tercatat menghasilkan sekitar 24% dari seluruh kapasitas produksi air tawar yang dilakukan di dunia. Desalinasi, secara ekologis, bisa dikatakan lebih bersifat ramah lingkungan. Bandingkan kalau kita mengambil sumber air tawar dari air tanah di bawah lapisan aquifer. Lahan permukaan akan turun ke bawah (walaupun secara bertahap), karena terdapat kekosongan lapisan tanah di bawahnya. Semarang dan Jakarta ialah dua kota di Indonesia yang diduga sudah berada di bawah permukaan laut. Desalinasi, jika dilakukan secara berlebihan, juga potensial berdampak negatif. Hasil samping (by-product) dari desalinasi ialah air yang mengandung kadar garam sangat tinggi, disebut hypersaline water. Membuang hypersaline water langsung ke laut akan berdampak negatif bagi organisme laut.
Memisahkan garam dari air laut, konon sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Pemisahan garam dari air laut dilakukan dengan cara menguapkan air laut melalui proses pemanasan sinar matahari (sun drying). Pemisahan garam dari air laut juga bisa dilakukan melalui proses pembekuan,namun proses ini memerlukan energi yang tidak murah. Mangan ialah metal ringan yang banyak digunakan dalam proses anti-korosi dan pembuatan mesiu. Bromine dipergunakan dalam proses pembuatan obat, photography, bahan pemutih dan proses metalurgi – tercatat lebih dari 70% kebutuhan dunia akan bromine diekstrak dari laut. Kedua elemen ini diekstrak melalui proses kimia yang relatif rumit, namun tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kita.
Setiap hari, air laut akan naik ke arah darat, selama beberapa lama dan kembali ke laut. Seperti sudah kita ketahui, proses ini disebut pasang surut. Bersama pergerakan air, pasang surut membawa energi alamiah, yang salah satunya digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik. Secara praktis, turbin listrik harus ditempatkan pada wilayah diantara pasang surut dengan perbedaan pasang > 3 m. Perhitungan ahli mendapatkan bahwa kekuatan energi pasang surut dunia (per hari), setara dengan energi ledakan nuklir seberat 50 megaton. Laut bisa menyerap dan menyimpan energi matahari, satu diantara simpanan energi matahari ialah panas. Tempat-tempat tertentu di dunia, terutama di wilayah tropis seperti Asia Tenggara, perbedaan suhu antara permukaan dan laut di bawahnya bisa mencapai 20 °C. Air panas dekat permukaan bisa digunakan untuk menguapkan amonia cair. Energi yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin listrik. Amonia tersebut dipadatkan lagi melalui suhu rendah dengan menggunakan air laut di bagian bawah yang dingin. Amonia cair tersebut dialirkan kembali ke dalam pipa dengan suhu lebih panas, dan proses pergerakan turbin bisa dilakukan secara terus menerus. Proses kondensasi amonia menjadi cair dilakukan pada kedalaman sekitar 600 – 1.000 m dari permukaan laut tropis.
Post a Comment for "Manfaat Laut Terhadap Kehidupan Didarat"
Post a Comment